Selasa, 14 Juli 2009

STABILISASI LAHAN DAN FITOREMEDIASI DENGAN VETIVER SYSTEM

STABILISASI LAHAN DAN FITOREMEDIASI DENGAN VETIVER SYSTEM

BAB I
PENDAHULUAN

Fitoremediasi merupakan salah satu teknologi yang bersifat biologi, yaitu pemanfaatan jasa tumbuhan hijau dan ataupun mikroorganisme yang berasosiasi, untuk mengurangi polutan lingkungan, baik pada air, tanah, maupun udara, baik yang disebabkan oleh polutan metal maupun organik (Firdaus, 2003). Fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan polutan dari tanah atau perairan yang terkontaminasi. Akhir-akhir ini teknik stabilisasi lahan dan fitoremediasi mengalami perkembangan pesat, salah satunya dengan Vetiver Grass Technology (VGT) atau Vetiver System (VS).
Vetiver, yang di Indonesia dikenal sebagai akar wangi (Vetiveria zizanioides) atau usar (Vetiver nigritana), adalah sejenis rumput-rumputan berukuran besar yang memiliki banyak keistimewaan. Di Indonesia rumput ajaib ini baru dimanfaatkan sebagai penghasil minyak atsiri melalui ekstraksi akar wangi, tetapi di mancanegara vetiver banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan ekologis dan fitoremediasi (memperbaiki lingkungan dengan menggunakan tanaman) lahan dan air seperti rehabilitasi lahan bekas pertambangan, pencegah erosi lereng, penahan aberasi pantai, stabilisasi tebing, dan sebagainya melalui teknologi yang disebut Vetiver Grass Technology (VGT) atau Vetiver System (VS), sebuah teknologi yang sudah dikembangkan selama lebih dari 200 tahun di India.

BAB II
PEMBAHASAN

Menurut Salt et al.(1998) Fitoremediasi adalah pemanfaatan tumbuhan, mikroorganisme untuk meminimalisasi dan mendetoksifkasi polutan, karena tanaman mempunyai kemampuan menyerap logam dan mineral yang tinggi atau sebagai fitoakumulator dan fitochelator. Konsep pemanfaatan tumbuhan dan mikroorganisme untuk meremediasi tanah yang terkontaminasi polutan adalah pengembangan terbaru dalam teknik pengolahan limbah. Fitoremediasi dapat diaplikasikan pada limbah organik maupun anorganik dalam bentuk padat, cair, dan gas.
Vetiver System adalah sebuah teknologi sederhana berbiaya murah yang memanfaatkan tanaman vetiver hidup untuk konservasi tanah dan air serta perlindungan lingkungan. VS sangat praktis, tidak mahal, mudah dipelihara, dan sangat efektif dalam mengontrol erosi dan sedimentasi tanah, konservasi air, serta stabilisasi dan rehabilitasi lahan. Vetiver juga mudah dikendalikan karena tidak menghasilkan bunga dan biji yang dapat cepat menyebar liar seperti alang-alang atau rerumputan lainnya.
Keajaiban vetiver sebagai tanaman ekologis disebabkan oleh sistem perakarannya yang unik. Tanaman ini memiliki akar serabut yang masuk sangat jauh ke dalam tanah (saat ini rekor akar vetiver terpanjang adalah 5.2 meter yang ditemukan di Doi Tung, Thailand).
Akar vetiver diketahui mampu menembus lapisan setebal 15 cm yang sangat keras. Di lereng-lereng yang keras dan berbatu, ujung-ujung akar vetiver mampu masuk menembus dan menjadi semacam jangkar yang kuat. Cara kerja akar ini seperti besi kolom yang masuk ke dalam menembus lapisan tekstur tanah, dan pada saat yang sama menahan partikel-partikel tanah dengan akar serabutnya. Kondisi ini bisa mencegah erosi yang disebabkan oleh angin dan air sehingga vetiver dijuluki sebagai ‘kolom hidup’.
Keajaiban vetiver lainnya adalah daya adaptasi pertumbuhannya yang sangat luas. Tanaman ini dapat tumbuh baik di lingkungan yang tidak menguntungkan termasuk pada lahan berat yang : (1) masam, mengandung mangan dan alumunium; (2) bersalinitas tinggi dan mengandung banyak natrium; (3) mengandung logam berat seperti Ar, Cd, Co, Cr, Pb, Hg, Ni, Se, dan Zn.
2.1Cara Vetiver Bekerja
Vetiver si “kolom hidup”
Inilah yang terjadi jika vetiver ditanam di lereng miring,
1.Vetiver menahan laju air run-off dan material erosi yang terbawa dengan tubuhnya.

Proses itu secara detail dapat dilihat pada gambar dan keterangan berikut,
Daun dan batang vetiver memperlambat aliran endapan yang terbawa run-off di titik A sehingga tertumpuk di titik B. Air terus mengalir menuruni lereng C yang lebih rendah. Akar tanaman (D) mengikat tanah di bawah tanaman hingga kedalaman 3 meter. Dengan membentuk “tiang” yang rapat dan dalam di dalam tanah, akar-akar ini mencegah terjadinya erosi dan longsor.

2.Vetiver akan efektif jika ditanam dalam barisan membentuk pagar. Ilustrasi barisan vetiver yang ditanam pada lereng akan tampak seperti gambar di bawah,

Akar-akar vetiver yang masuk ke dalam tanah sedalam ± 3 meter akan berfungsi seperti kolom-kolom beton yang menahan tanah agar tidak longsor sehingga tanah menjadi stabil. Barisan itu juga menahan material erosi di belakang tubuhnya yang dapat mengurangi kecuraman dan akhirnya membentuk teras-teras yang lebih landai.
Vetiver Penyerap Logam Berat
Vetiver memiliki kemampuan untuk menyerap logam berat dari dalam tanah melalui akarnya. Bahan-bahan itu kemudian dikonversi dan diangkut ke seluruh tubuhnya tanpa menyebabkan kerugian pertumbuhan. Itulah sebabnya vetiver banyak digunakan untuk menyerap logam berat dan bahan-bahan lain yang merugikan dan terdapat di dalam tanah atau air, termasuk air lindi dan septic tank.
2.2Vetiver System Di Mancanegara
Vietnam
Perbandingan tebing yang ditanami vetiver dan tidak







Perlindungan pantai yang memiliki gelombang besar


Stabilisasi bukit pasir di pantai

Malaysia
Perbaikan tebing jalan bebas hambatan










Indonesia
Bali - Vetiver digunakan untuk menstabilkan lereng gunung berapi yang curam dan anak-anak sekolah diajari bertani organik di antara tanaman vetiver











Kebun vetiver di Jawa Barat Vetiver ditanam untuk ekstrak minyak atsiri








2.3Rencana Penggunaan Vetiver Di Hutan Kota Eks-Tpa Pasir Impun Bandung
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Pasir Impun seluas 5 ha terakhir kali dioperasionalkan pada tahun 2005 sebagai TPA Darurat Sampah Kota Bandung. Di tempat ini dilakukan pembuangan sampah dengan teknik sanitary landfill. Tumpukan sampah yang telah mencapai ketinggian 2.5 m dipadatkan dan ditutup dengan lapisan tanah setebal 10 cm. Di atasnya ditumpuk lagi sampah, dst.
Dengan topografi berbukit seperti gambar di samping, lokasi ini memiliki 2 masalah, yaitu : (1) lahan yang tidak stabil, dan (2) aliran dan rembesan lindi (leachate) yang mencemari air penduduk di sekitarnya.
Pemecahan yang dilakukan adalah: (1) menanam barisan vetiver di lereng dengan mengikuti garis kontur, interval antarbaris 3 meter, (2) menanam 5 baris vetiver dengan interval 1 meter di lokasi yang berbatasan dengan perumahan penduduk.

BAB III
KESIMPULAN

Fitoremediasi merupakan salah satu teknologi yang bersifat biologi, yaitu pemanfaatan jasa tumbuhan hijau dan ataupun mikroorganisme yang berasosiasi, untuk mengurangi polutan lingkungan, baik pada air, tanah, maupun udara, baik yang disebabkan oleh polutan metal maupun organik (Firdaus, 2003). Fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan polutan dari tanah atau perairan yang terkontaminasi.
Vetiver System adalah sebuah teknologi sederhana berbiaya murah yang memanfaatkan tanaman vetiver hidup untuk konservasi tanah dan air serta perlindungan lingkungan. VS sangat praktis, tidak mahal, mudah dipelihara, dan sangat efektif dalam mengontrol erosi dan sedimentasi tanah, konservasi air, serta stabilisasi dan rehabilitasi lahan.
Vetiver dapat tumbuh baik di lingkungan yang tidak menguntungkan termasuk pada lahan berat yang : (1) masam, mengandung mangan dan alumunium; (2) bersalinitas tinggi dan mengandung banyak natrium; (3) mengandung logam berat seperti Ar, Cd, Co, Cr, Pb, Hg, Ni, Se, dan Zn.
Cara Vetiver Bekerja pada lahan miring adalah Vetiver menahan laju air run-off dan material erosi yang terbawa dengan tubuhnya.
Vetiver memiliki kemampuan untuk menyerap logam berat dari dalam tanah melalui akarnya. Bahan-bahan itu kemudian dikonversi dan diangkut ke seluruh tubuhnya tanpa menyebabkan kerugian pertumbuhan
Pemanfaatan Vetiver di manca negara:
Perlindungan pantai yang memiliki gelombang besar
Stabilisasi bukit pasir di pantai
Vetiver digunakan untuk menstabilkan lereng gunung berapi yang curam dan anak-anak sekolah diajari bertani organik di antara tanaman vetiver
Kebun vetiver di Jawa Barat Vetiver ditanam untuk ekstrak minyak atsiri
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Pasir Impun digunakan sebagai TPA Darurat Sampah Kota Bandung memiliki 2 masalah, yaitu : (1) lahan yang tidak stabil, dan (2) aliran dan rembesan lindi (leachate) yang mencemari air penduduk di sekitarnya.
Pemecahan yang dilakukan adalah: (1) menanam barisan vetiver di lereng dengan mengikuti garis kontur, interval antarbaris 3 meter, (2) menanam 5 baris vetiver dengan interval 1 meter di lokasi yang berbatasan dengan perumahan penduduk.

DAFTAR PUSTAKA
Juhaeti, Titi., et al. 2005. Inventarisasi Tumbuhan Potensial Untuk Fitoremediasi Lahan dan Air Terdegradasi Penambangan Emas. Diakses dari www.unsjournals.com/d/d0601/d0601pdf/d060106. pdf------emasPustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/ fitoremediasi_imbah_cair_dengan_eceng_gondok_dan_limbah_padat_industri.pdf. pukul 17 April 2009. Pukul 06.17 wib.
Wijayakusuma, Rully. 2007. Stabilisasi Lahan dan Fitoremediasi Dengan Vetiver System. Diakses dari www.rotaryd3400.org/ Reforestation/Vetiver%20System.doc. Pada tanggal 18 April 2009. pukul 00.08 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar